Pada umumnya, banyak orang menyebut pisau ini dengan sebutan Crusher.
Crusher ini digunakan untuk mesin pencacah atau mesin penghancur plastik bekas menjadi serpihan- serpihan plastik yang merupakan bahan pembuatan biji plastik afalan.
Pisau Crusher terdiri dari pisau gerak/rotor dan pisau diam/stator.
Pisau gerak ada pada poros/as yang bergerak mengikuti arah putar poros/as atau shaft. Sedangkan pisau diam menempel pada body mesin.
Sebagai penghancur plastik yang hiterogen dan beragam, maka untuk material dasar dari crusher tersebut kami pilih material baja paduan (Alloy Steels) yang ulet akan tetapi masih mempunyai tingkat ketajaman untuk mencacah plastik bekas yang beragam tersebut.
Pisau Crusher terdiri dari pisau gerak/rotor dan pisau diam/stator.
Pisau gerak ada pada poros/as yang bergerak mengikuti arah putar poros/as atau shaft. Sedangkan pisau diam menempel pada body mesin.
Sebagai penghancur plastik yang hiterogen dan beragam, maka untuk material dasar dari crusher tersebut kami pilih material baja paduan (Alloy Steels) yang ulet akan tetapi masih mempunyai tingkat ketajaman untuk mencacah plastik bekas yang beragam tersebut.
Untuk mendapatkan baja yang ulet namun tajam diperlukan trik yang pintar yang dipelajari dari pengalaman dan proses pembelajaran yang panjang.
Lifetime atau lamanya pemakaian tergantung dari perawatan dan dari operator mesin itu sendiri. Sebab kadangkala operator tidak teliti memperhatikan plastik yang masuk dalam proses mesin penghancur. Ada kalanya besi, mur, baut atau kadangkala kunci/peralatan mesin ikut masuk (tak sengaja ataupun disengaja oleh operator yang nakal) dalam mesin penghancur tersebut yang akibat fatalnya akan menghancurkan pisau crusher tersebut. Bisa jadi tumpul, sompal atau pecah.
Merujuk dari kemungkinan tersebut, kami mempunyai pertimbangan bahwa material dibutuhkan pisau crusher tidak cukup hanya tajam saja namun perlu dipertimbangkan tingkat keuletannya.
Ada pertanyaan, kenapa crusher tidak dibuat dengan menggunakan baja yang tajam namun mempunyai keuletan?
Jawabannya adalah, baja, khususnya baja paduan (Alloy Steels) tidak mempunyai karakteristik ideal seperti yang kita kehendaki semacam itu. Kita pilih yang tajam atau kita pilih yang ulet. Kalau kita pilih baja yang punya ketajaman bagus berarti baja tersebut getas dan tidak mempunyai keuletan. Kalau kita pilih baja yang ulet berarti untuk tingkat ketajaman berkurang. Perlu diingat, ketajaman dan keuletan itu selalu berbanding terbalik. Oleh karena itu, untuk kasus pisau Crusher ini, kita harus pandai-pandai bermain di hardeningnya (di proses penyepuhannya). Kita atur tingkat kekerasan dalam proses treatmennya (tidak boleh terlalu tinggi hardnessnya agar menghasilkan crusher yang mempunyai tingkat ketajaman dan masih mempunyai keuletan yang pada akhirnya crusher tersebut mempunyai jangka pemakaian yang lama tanpa mengabaikan kejelian operator mesin crusher untuk selektif (dikontrol agar tidak ada benda keras yang ikut masuk di mesin penggiling tersebut) dalam memasukkan plastik bekas kedalam mesin penghancur plastik tersebut.
Satu hal yang perlu digaris bawahi sabagai bahan pertimbangan, bahwasanya tinggi rendahnya harga crusher, mahal murahnya pisau crusher ini salah satunya tergantung pada :
1. Design (bentuk) pisau.
2. Ukuran pisau, panjang x lebar x ketebalan
3. Jenis material sebagai bahan dasar (termasuk perlakuan treatment/penyepuhannya)
Kualitas bahan material dasarnya. Pemilihan matrial dasar pembuatan crusher yang sesuai yang dibarengi dengan perlakuan bahan tersebut dalam proses hardening.
Di dalam prakteknya atau biasa yang terjadi di lapangan. Biasanya banyak yang menggunakan bahan dasar atau perlakuan dalam pembuatan crusher yang keliru dan sebagai akibatnya akan banyak permasalahan yang ditimbulkan atas kekeliruan itu.
Lifetime atau lamanya pemakaian tergantung dari perawatan dan dari operator mesin itu sendiri. Sebab kadangkala operator tidak teliti memperhatikan plastik yang masuk dalam proses mesin penghancur. Ada kalanya besi, mur, baut atau kadangkala kunci/peralatan mesin ikut masuk (tak sengaja ataupun disengaja oleh operator yang nakal) dalam mesin penghancur tersebut yang akibat fatalnya akan menghancurkan pisau crusher tersebut. Bisa jadi tumpul, sompal atau pecah.
Merujuk dari kemungkinan tersebut, kami mempunyai pertimbangan bahwa material dibutuhkan pisau crusher tidak cukup hanya tajam saja namun perlu dipertimbangkan tingkat keuletannya.
Ada pertanyaan, kenapa crusher tidak dibuat dengan menggunakan baja yang tajam namun mempunyai keuletan?
Jawabannya adalah, baja, khususnya baja paduan (Alloy Steels) tidak mempunyai karakteristik ideal seperti yang kita kehendaki semacam itu. Kita pilih yang tajam atau kita pilih yang ulet. Kalau kita pilih baja yang punya ketajaman bagus berarti baja tersebut getas dan tidak mempunyai keuletan. Kalau kita pilih baja yang ulet berarti untuk tingkat ketajaman berkurang. Perlu diingat, ketajaman dan keuletan itu selalu berbanding terbalik. Oleh karena itu, untuk kasus pisau Crusher ini, kita harus pandai-pandai bermain di hardeningnya (di proses penyepuhannya). Kita atur tingkat kekerasan dalam proses treatmennya (tidak boleh terlalu tinggi hardnessnya agar menghasilkan crusher yang mempunyai tingkat ketajaman dan masih mempunyai keuletan yang pada akhirnya crusher tersebut mempunyai jangka pemakaian yang lama tanpa mengabaikan kejelian operator mesin crusher untuk selektif (dikontrol agar tidak ada benda keras yang ikut masuk di mesin penggiling tersebut) dalam memasukkan plastik bekas kedalam mesin penghancur plastik tersebut.
Satu hal yang perlu digaris bawahi sabagai bahan pertimbangan, bahwasanya tinggi rendahnya harga crusher, mahal murahnya pisau crusher ini salah satunya tergantung pada :
1. Design (bentuk) pisau.
2. Ukuran pisau, panjang x lebar x ketebalan
3. Jenis material sebagai bahan dasar (termasuk perlakuan treatment/penyepuhannya)
Kualitas bahan material dasarnya. Pemilihan matrial dasar pembuatan crusher yang sesuai yang dibarengi dengan perlakuan bahan tersebut dalam proses hardening.
Di dalam prakteknya atau biasa yang terjadi di lapangan. Biasanya banyak yang menggunakan bahan dasar atau perlakuan dalam pembuatan crusher yang keliru dan sebagai akibatnya akan banyak permasalahan yang ditimbulkan atas kekeliruan itu.
Sebagai contoh, misal :
- a. material dasar dengan menggunakan baja peer
Ada beberapa pabrik rumahan yang menggunakan baja peer ini sebagai bahan dasar crusher. Dengan menggunakan baja peer diharapkan bisa menekan pada harga, bisa dipakai, harga murah meriah dan terjangkau namun crusher dengan material dasar ini mempunyai banyak keterbatasan.
Mengingat baja peer yang peruntukannya adalah sebagai peer/spring yang dan tidak mempunyai unsur ketajaman yang bagus. Biasanya crusher dari bahan ini mudah sekali tumpul, sehingga harus sering diasah untuk bisa menghasilkan potongan yang bagus. Padahal dengan seringnya diasah tersebut berdampak pada mesin yang harus sering berhenti, pisau crusher akan cepat habis sehingga tidak mempunyai nilai ekonomis yang menguntungkan.
- b. ujung pisau crusher dipopok/dilapisi dengan umpan kawat las baja
Ini juga biasanya sering dilakukan oleh banyak orang dengan harapan menekan harga atau beaya. Namun pada taraf ini masih terdapat banyak kendala. Salah satunya adalah karena dipopok atau dilapisi dengan umpan las baja maka kesulitannya terletak pada saat finishingnya yang tidak rapi, lebih membutuhkan waktu yang lama. Apalagi hasil dari proses pengelasan tadi masih banyak terdapatnya kotoran las yang ikut tertinggal dan tertumpuk las sehingga saat finishing hasilnya akan bopeng-bopeng. Nah dengan demikian maka hasilnya tidak bisa maksimal karena crusher tidak bisa tajam dan permukaan daripada pisau tersebut tidak rata dan sudut tajam pisau cruser tersebut kurang bisa kita kontrol sudutnya. Hal mana akan mengakibatkan crusher tersebut tidak bisa sempurna dan hasilnyapun tidak sebagus yang kita harapkan serta tidak mempunyai nilai ekonomis yang layak.
-c. pemilihan material baja yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Banyak orang mempunyai pemikiran bahwa pisau itu dibuat dengan tidak memperhatikan peruntukannya atau istilah lainnya, asal bisa dipakai. Material dasar crusher dengan menggunakan S-45C, VCN 150, VCL-140 atau 705/709 misalkan. Ini keliru sebab jenis besi atau baja tersebut peruntukannya adalah Machinary Steels, dimana karakteristik daripada baja tersebut adalah masuk kriteria baja tahan impact, tahan pontir yang kegunaannya lebih pas dan cocok untuk peralatan mesin atau roda gigi.
Untuk baja jenis ini tidak mempunyai tingkat ketajaman yang bisa diandalkan untuk sebuah pisau pada umunya serta untuk crusher pada khususnya.
- a. material dasar dengan menggunakan baja peer
Ada beberapa pabrik rumahan yang menggunakan baja peer ini sebagai bahan dasar crusher. Dengan menggunakan baja peer diharapkan bisa menekan pada harga, bisa dipakai, harga murah meriah dan terjangkau namun crusher dengan material dasar ini mempunyai banyak keterbatasan.
Mengingat baja peer yang peruntukannya adalah sebagai peer/spring yang dan tidak mempunyai unsur ketajaman yang bagus. Biasanya crusher dari bahan ini mudah sekali tumpul, sehingga harus sering diasah untuk bisa menghasilkan potongan yang bagus. Padahal dengan seringnya diasah tersebut berdampak pada mesin yang harus sering berhenti, pisau crusher akan cepat habis sehingga tidak mempunyai nilai ekonomis yang menguntungkan.
- b. ujung pisau crusher dipopok/dilapisi dengan umpan kawat las baja
Ini juga biasanya sering dilakukan oleh banyak orang dengan harapan menekan harga atau beaya. Namun pada taraf ini masih terdapat banyak kendala. Salah satunya adalah karena dipopok atau dilapisi dengan umpan las baja maka kesulitannya terletak pada saat finishingnya yang tidak rapi, lebih membutuhkan waktu yang lama. Apalagi hasil dari proses pengelasan tadi masih banyak terdapatnya kotoran las yang ikut tertinggal dan tertumpuk las sehingga saat finishing hasilnya akan bopeng-bopeng. Nah dengan demikian maka hasilnya tidak bisa maksimal karena crusher tidak bisa tajam dan permukaan daripada pisau tersebut tidak rata dan sudut tajam pisau cruser tersebut kurang bisa kita kontrol sudutnya. Hal mana akan mengakibatkan crusher tersebut tidak bisa sempurna dan hasilnyapun tidak sebagus yang kita harapkan serta tidak mempunyai nilai ekonomis yang layak.
-c. pemilihan material baja yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Banyak orang mempunyai pemikiran bahwa pisau itu dibuat dengan tidak memperhatikan peruntukannya atau istilah lainnya, asal bisa dipakai. Material dasar crusher dengan menggunakan S-45C, VCN 150, VCL-140 atau 705/709 misalkan. Ini keliru sebab jenis besi atau baja tersebut peruntukannya adalah Machinary Steels, dimana karakteristik daripada baja tersebut adalah masuk kriteria baja tahan impact, tahan pontir yang kegunaannya lebih pas dan cocok untuk peralatan mesin atau roda gigi.
Untuk baja jenis ini tidak mempunyai tingkat ketajaman yang bisa diandalkan untuk sebuah pisau pada umunya serta untuk crusher pada khususnya.
Untuk itu, material dasar yang seharusnya dan sesuai untuk pisau crusher ini adalah jenis baja Cold Work Tool Steels atau baja untuk perkakas dingin.
Disini baja jenis Cold Work Tool Steels ini kita juga bisa memilih dari jenis baja sekelas SKS-3 (Jis), equivqlent dari : Amutit's (Bohler K-460), GOA (daido), SGT (hitachi), dsb, sampai dengan baja sekelas SKD-11 (jis), equivqlent dari : Spesial KNL Extra (Bohler Grade), 2379 (KRUP), XW-42 (ASSAB), SLD (HITACHI), dsb.
Material Crusher produk dari kami biasanya kami menyarankan sbb :
Opsi Utama
Material : Alloy Steels - SKD-11 (atau equivalent)
Opsi Utama
Material : Alloy Steels - SKD-11 (atau equivalent)
Kondisi supply : Hardened (58-60 Hrc)
atau
Opsi kedua
proses peng-grinding-anatau
Opsi kedua
Material : Alloy Steels - SKS-3 (atau equivalent)
Kondisi supply : Hardened (52-55 Hrc)
Pertanyaan yang seringkali muncul.
Apa perbedaan antara material SKD-11 dengan SKS-3 ?
Jawabannya :
SKD-11
- Kekerasan setelah hardening bisa mencapai 58-60 hrc
- Lebih tajam karena lebih keras. Semakin keras baja akan semakin tajam, namun agak getas.
- Teorinya, kekerasan berbanding terbalik dengan keuletan.
- Penampilan lebih bagus, dan agak tahan terhadap karat. Hal ini disebabkan karena kandungan
unsur Cr (chrome) sekiatar 11,5%
Pertanyaan yang seringkali muncul.
Apa perbedaan antara material SKD-11 dengan SKS-3 ?
Jawabannya :
SKD-11
- Kekerasan setelah hardening bisa mencapai 58-60 hrc
- Lebih tajam karena lebih keras. Semakin keras baja akan semakin tajam, namun agak getas.
- Teorinya, kekerasan berbanding terbalik dengan keuletan.
- Penampilan lebih bagus, dan agak tahan terhadap karat. Hal ini disebabkan karena kandungan
unsur Cr (chrome) sekiatar 11,5%
SKS-3
- Kekerasa setelah hardening hanya bisa sekitar 52-55 hrc.
- Ketajaman masih dibawah SKD-11 namun agak ulet.
- Penampilan agak kekuningan setelah proses treatment dan grinding dan tidak tahan terhadap karat
karena kandungan unsur Cr (Chrome) dibawah 1%
Satu hal yang sangat perlu diketahui pada saat crusher tumpul, dimana pisau tersebut perlu dilakukan asah ulang ketajaman dari pisau. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan kalau iita hendak mengasah sendiri :
- Ketajaman masih dibawah SKD-11 namun agak ulet.
- Penampilan agak kekuningan setelah proses treatment dan grinding dan tidak tahan terhadap karat
karena kandungan unsur Cr (Chrome) dibawah 1%
Satu hal yang sangat perlu diketahui pada saat crusher tumpul, dimana pisau tersebut perlu dilakukan asah ulang ketajaman dari pisau. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan kalau iita hendak mengasah sendiri :
dengan batu asah grinding (grade wa 60/80) dengan motor 2800 - 3000 rpmn.
Kami tidak menyarankan pada proses penajaman/pengasahan dengan menggunakan gerinda manual. Kenapa? Sebab hasil dari gerinda manual tidak bisa membuat pisau/crusher tajam dan malah akan membuat sudut potong/sudut tajam pisau tidak rata yang akan menyebabkan proses potong antara pisau jalan dan pisau duduk tidak bisa presisi/rata yang akan mempengaruhi hasil potong yang tidak bagus dan pisau akan cepat dan mudah tumpul.
proses grinding dapat dilakukan dalam 2 cara, yaitu ;
a. dimana pisau yang di grinding harus dikucur water coling saat pengasahan. Jadi, saat pisau diasah sudah diguyur water cooling sehingga pisau tidak sempat panas pada saat proses grinding.
b. kondisi kering.
dimana proses pengasahan/proses grinding yang dilakukan pada kondisi kering hendaknya kita harus bersabar. Artinya, kita tidak boleh memaksakan melakukan grinding secara terus menerus, dimana hal tersebut akan mengakibatkan pisau kita panas. Saat panas sebaiknya kita sebentar berhenti dan dilanjutkan lagi setelah dingin.
Yang dikawatirkan panas tersebut akan mengakibatkan penurunan kekerasan/hardness dari pisau tersebut. Apalagi saat pisau tersebut panas akibat penggrindingan lalu kita kucur dengan water coling maka ini sangatlah fatal, sebab akan menyebabkan pisau kita retak sampai pecah/crack.
Kenapa?
- karena pisau kita yang berbahan baja/steels yang sudah kita heat treatment/proses pemanasan tidak boleh terjadi lagi proses pemanasan lagi/pemanasan ulang. Akan menyebabkan pecah/retak atau baja menjadi mentah kembali.
- proses grinding yang panas tersebut juga menjadi masalah. Teori dari baja yang sudah di-treatment dan keras, panasnya tidak boleh melebihi temperatur 300 derajat. Dengan panas sekitar 300 derajat tersebut memang tidak membuat pisau kita pecah/crack akan tetapi panas 300 derajat tersebut akan membuat kekerasan pada pisau menurun perlahan secara bertahap dan akibatnya, pisau kita sedikit demi sedikit akan mudah tumpul.
Note : Kami menerima pesanan berdasarkan contoh atau drawing
https://www.intranusamandiri.id/
Pencarian Terkait Lainnya :
- Pisau Potong/Pisau Cacah Pakan ternak
- Pisau Pelet Plastik/Pisau Nanas
- Pisau Bag making/BM
- Pisau Karton/Sliiter Karton
- Pisau Blender
- Rel Robot Las Soudronic/Rel Soudronic
- Z-Bar Kaleng
- Crusher Plastik
- Pisau Perforasi
- Pisau kaleng/Slitter Kaleng
- Welding Roller/WR
- Info Lebih Jelas Tentang Baja Paduan
0 komentar:
Posting Komentar